Komunikasi Dan Pengungkapan Diri
Yulia Anggraini M.Kesos
Perilaku Agresif, Submisif,
dan Asertif dalam Komunikasi
Sebagai
suatu proses penyampaian pesan, informasi atau ide-ide dari seseorang atau
sekelompok orang kepada seseorang atau sekelompok orang lain, komunikasi
memerlukan teknik-teknik atau cara-cara sehingga pesan, informasi, atau
ide-ide yang hendak disampaikan tersebut dapat difahami atau diterima
oleh pihak lain. Difahami atau diterimanya pesan, informasi, atau ide-ide tersebut
merupakan keberhasilan dari sebuah proses komunikasi.
setiap pergaulan, kita akan
menjumpai tiga macam tipe perilaku dasar manusia yang dipastikan akan selalu
ada dalam diri setiap individu, termasuk dalam diri kita masing-masing. Tidak
hanya ada dalam diri, lebih dari itu ternyata ketiga perilaku dasar tersebut
akan selalu menimbulkan dampak secara langsung terhadap perkembangan diri
individu dan akan memberikan pengaruh pada aktivitas yang dijalankannya.
Mengapa, karena terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku yang dimiliki
dengan tindakan-tindakan yang dilakukan
Dalam
berkomunikasi ada beberapa pengelompokan perilaku yang biasa ditunjukkan oleh
seseorang. Di antaranya pengelompokan berdasarkan bagaimana seseorang
dapat mengungkapkan kebutuhan dirinya sendiri dalam konteks hubungannya dengan
kebutuhan orang lain, adalah perilaku agresif, submisif, dan asertif.
Perilaku Submisif
Submisif adalah tipe perilaku yang
berkecenderungan menerima dan bahkan menyerah pada semua hal yang terjadi,
sekalipun yang dihadapi itu buruk adanya. Yang menonjol dari perilaku ini
adalah tidak mampu mengatakan “Tidak” pada kondisi dimana ia harus menyatakan
“Tidak”. Jelas perilaku seperti ini menimbulkan berbagai masalah
baik bagi dirinya sendiri maupun orang-orang lain yaitu: tidak dapat dijadikan
partner kerja yang baik dan sulit untuk berkembang. Individu dengan perilaku
seperti ini akan selalu menghadapi berbagai hambatan dan selalu melakukan
kesalahan-kesalahan yang dapat menjatuhkan aktivitasnya. Orang yang berperilaku
submisif cenderung tidak memfokuskan diri pada perkembangan dirinya berdasarkan
kemampuan yang dimiliki; mereka akan mengikuti apa saja yang menjadi keinginan
pimpinan, keinginan keluarga, atau keinginan masyarakat.
Ciri:
- Menghindari konflik,
- mengalahkan kebutuhan diri,
- terhambat dl mengungkapkan diri,
- dikuasai rasa takut, bersalah, tertekan,
- cenderung bereaksi dibelakang
Submisif
perilaku yang:
- Menyerah pada permintaan orang lain
- Menomor duakan kebutuhan , perasaan diri pribadi
- Menganggap diri lebih rendah dari orang lain
Isi pikiran:
- Menghindari menyakiti atau membuat marah orang lain
- Berusaha memperoleh persetujuan orang lain
Tanda non
verbal:
- Ragu ragu, suara pelan
- Kontak mata sedikit
- Gerakan ‘nervous’
- Tangan mencari pegangan
- Bahu turun, lengan melintang untuk melindungi diri
Contoh
seseorang dengan perilaku submisif dalam mengeluarkan pendapat Contoh:
- ‘Ini hanya pendapat saya, tapi…’
- ‘Maaf mengganggu waktu anda, tapi…’
‘Bila anda berpendapat demikian,
kita akan
Perilaku Agresif
Sikap ini bertolak belakang dengan
submisif. Perilaku agresif cenderung bersikap otoriter yang bermain perintah.
Individu yang bertipe agresif selalu tidak mempertimbangkan kepentingan orang
lain, yang ada hanya kepentingan pribadinya. Apa pun yang menjadi keinginannya
itulah yang harus dilaksanakan. Pada akhirnya nanti orang yang berperilaku
agresif, akan menemui berbagai kesulitan pada waktu bekerja bersama tim. Sikap
seperti ini kalaupun dipaksakan dalam kerja Tim, maka akan membuahkan banyak
kesalahan yang ujung-ujungnya nanti akan menghambat kariernya sendiri.
Ciri:
- Jujur, terbuka namun cara mengungkapkan perasaan tidak tepat,
- cenderung memaksakan kehendak,
- diliputi rasa marah, menyalahkan,
- ingin menjatuhkan orang lain,
- menimbulkan ketegangan, rasa sakit, cemas, salah.
Agresif
perilaku yang:
- Mengutamakan kebutuhan, perasaan diri sendiri
- Mengabaikan hak dan perasaan orang lain
- Menggunakan segala cara, verbal dan non verbal, misal: sinisme, kekerasan
Isi pikiran
yang:
- Hanya perduli dengan tercapainya tujuan diri
- Disertai tanda verbal seperti: suara keras, nada kasar, mata melotot, jari tegang
Contoh
seseorang dengan perilaku agresif dalam mengeluarkan pendapat:
- Kerjakan saja sendiri!
- Bodoh!
- Pasti kamu tidak percaya!
Perilaku Assertif
Perilaku assertif keberadaannya
diantara dua perilaku yang bertolak belakang yaitu Submisif dan Agresif.
Assertif dibandingkan dengan kedua perilaku sebelumnya akan memberikan
keuntungan yang lebih bagi individu pemiliknya. Individu yang berperilaku
assertif akan selalu mampu menyatakan “Ya” dan sekaligus mampu untuk berkata
“Tidak” sesuai pada kondisi yang terjadi, tanpa melukai siapapun lawan bicara.
Orang yang assertif ini bukan hanya sekedar berani untuk mengungkapkan
argumentasi, ide dan pikirannya, namun dia juga mempunyai kemampuan
pengendalian emosi yang sempurna sehingga dapat menampilkan sikap yang humanis,
sejuk, percaya diri dalam balutan ketenangan dan kesabaran. Dampaknya adalah
lawan bicara tidak terhinakan oleh ungkapan-ungkapannya. Malah akan tersadarkan
diri atas kekeliruannya.
Ketiga perilaku dasar dalam
perjalanannya akan saling berlomba untuk mendominasi pribadi individu. Manakah
yang akan mendominasi dalam pribadi, maka itulah yang akan memberikan warna
kepribadian yang selanjutnya akan menghiasi dalam setiap tindakan-tindakan.
Ciri:
- Berani mengungkapkan pikiran, perasaan, kebutuhan, hak pribadi, dengan
- memperhatikan pikiran, perasaan orang lain
Asertif
perilaku yang:
- Memperhatikan kebutuhan dan perasaan diri sendiri, namun juga
- Menghargai hak orang lain
Isi
pikirannya:
- Percaya, menghormati diri dan orang lain
- menekankan penyelesaian masalah secara efektif
Tanda non
verbal:
- Suara sedang, namun tegas
- menatap langsung,
- tidak mendominir ekspresi wajah dan postur relax
Contoh
seseorang dengan perilaku asertive dalam mengeluarkan pendapat:
- ‘Saya berpendapat … bagaimana pendapat anda?
- ‘Masalah ini akan saya hadapi dengan cara ini. Bagaimana efeknya terhadap anda?’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar